Senin, 09 Juni 2025

M12 Latihan Soal : Kriteria Penilaian Investasi dan Pengambilan Keputusan dalam Analisa Perancangan Usaha

 JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

1. b) Nilai uang saat ini lebih berharga daripada di masa depan

2. c) NPV = Σ[CFt / (1+r)^t] - Initial Investment

3. c) Proyek menguntungkan dan layak diterima

4. b) Membuat NPV sama dengan nol

5. c) Mengabaikan time value of money

6. c) PI = PV Cash Inflows / Initial Investment

7. c) Proyek menguntungkan dan layak diterima

8. d) Profitability Index

9. a) Multiple IRR dan asumsi reinvestment rate

10. d) Pertimbangkan faktor kualitatif dan strategis

11. b) Cost of capital perusahaan

12. c) Menguji dampak perubahan variabel kunci terhadap hasil investasi

13. c) Kondisi paling pesimis yang mungkin terjadi

14. c) Selalu memberikan keputusan yang konsisten

15. c) Nilai sisa aset dan modal kerja yang dipulihkan

16. c) Proyek menguntungkan dan layak diterima

17. b) Mempertimbangkan time value of money

18. b) Terima semua proyek dengan NPV > 0

19. b) Laba akuntansi dan rata-rata investasi

20. c) Dampak strategis, lingkungan, dan sosial

SOAL URAIAN 

1. Konsep Time Value of Money 

Time Value of Money (TVM) adalah prinsip fundamental dalam keuangan yang menyatakan bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada jumlah yang sama di masa depan. Konsep ini didasarkan pada tiga faktor utama:

Alasan Pentingnya TVM:

  • Opportunity Cost: Uang yang dimiliki hari ini dapat diinvestasikan untuk menghasilkan return
  • Inflasi: Daya beli uang menurun seiring waktu
  • Risiko: Ketidakpastian penerimaan uang di masa depan
  • Preferensi Waktu: Manusia cenderung lebih menyukai konsumsi saat ini

Contoh Ilustrasi:

Misalkan Anda ditawarkan pilihan menerima Rp 1.000.000 hari ini atau Rp 1.000.000 setahun kemudian. Dengan asumsi tingkat bunga 10% per tahun:

  • Pilihan A: Rp 1.000.000 hari ini
  • Pilihan B: Rp 1.000.000 setahun kemudian

Jika memilih Pilihan A dan menginvestasikan pada tingkat bunga 10%: Nilai masa depan = Rp 1.000.000 × (1 + 0,10) = Rp 1.100.000

Present Value Pilihan B = Rp 1.000.000 ÷ (1 + 0,10) = Rp 909.091

Pilihan A lebih menguntungkan karena memberikan nilai lebih tinggi.

2. Perbandingan NPV vs IRR 

Net Present Value (NPV)

Keunggulan NPV:

  • Memberikan nilai absolut dalam mata uang
  • Mempertimbangkan semua cash flow selama umur proyek
  • Konsisten dalam ranking proyek mutually exclusive
  • Menggunakan cost of capital yang realistis sebagai discount rate
  • Mudah dijumlahkan untuk portofolio proyek

Kelemahan NPV:

  • Memerlukan estimasi cost of capital yang akurat
  • Hasil dalam bentuk absolut, sulit untuk membandingkan proyek dengan skala berbeda
  • Sensitif terhadap perubahan discount rate
  • Tidak memberikan informasi tentang efisiensi investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Keunggulan IRR:

  • Hasil dalam bentuk persentase yang mudah dipahami
  • Tidak memerlukan estimasi cost of capital
  • Memberikan gambaran tentang margin keamanan investasi
  • Berguna untuk komunikasi dengan stakeholder

Kelemahan IRR:

  • Dapat menghasilkan multiple IRR untuk cash flow yang berubah tanda
  • Asumsi reinvestment rate yang tidak realistis
  • Dapat memberikan ranking yang salah untuk proyek mutually exclusive
  • Tidak cocok untuk proyek dengan cash flow non-konvensional

Situasi Penggunaan:

NPV lebih tepat untuk:

  • Proyek mutually exclusive
  • Proyek dengan cash flow non-konvensional
  • Penilaian nilai tambah yang diciptakan
  • Keputusan strategis jangka panjang

IRR lebih tepat untuk:

  • Proyek independen dengan cash flow konvensional
  • Komunikasi dengan investor dan manajemen
  • Analisis margin keamanan
  • Perbandingan dengan benchmark return

3. Capital Rationing dan Profitability Index

Strategi dalam Capital Rationing:

Capital Rationing terjadi ketika perusahaan memiliki keterbatasan dana untuk investasi, sehingga tidak dapat menerima semua proyek dengan NPV positif.

Kriteria Pemilihan:

  1. Profitability Index (PI) sebagai kriteria utama
  2. Optimasi portofolio dengan linear programming
  3. Analisis incremental untuk kombinasi proyek
  4. Pertimbangan strategic value dan synergy effects

Keunggulan Profitability Index:

  • Efisiensi Modal: Menunjukkan return per rupiah investasi
  • Ranking Objektif: Memberikan peringkat yang jelas antar proyek
  • Fleksibilitas: Dapat dikombinasikan untuk berbagai skenario
  • Komparabilitas: Memungkinkan perbandingan proyek dengan skala berbeda

Formula PI: PI = Present Value Cash Inflows / Initial Investment

Kriteria Keputusan:

  • PI > 1: Proyek menguntungkan
  • PI < 1: Proyek merugikan
  • Ranking berdasarkan PI tertinggi dalam capital rationing

Contoh Aplikasi:

Dengan dana terbatas Rp 100 juta, perusahaan memilih proyek dengan PI tertinggi hingga dana habis, bukan proyek dengan NPV tertinggi yang mungkin menghabiskan seluruh dana untuk satu proyek saja.

4. Proyek Independen vs Mutually Exclusive 

Proyek Independen

Definisi: Proyek-proyek yang dapat diterima atau ditolak secara terpisah tanpa mempengaruhi satu sama lain.

Contoh:

  • Investasi mesin produksi baru
  • Pembangunan gudang tambahan
  • Sistem IT untuk departemen berbeda
  • Program pelatihan karyawan

Kriteria Keputusan: Terima semua proyek dengan NPV > 0 atau IRR > cost of capital

Proyek Mutually Exclusive

Definisi: Proyek-proyek yang saling menggantikan, hanya satu yang dapat dipilih.

Contoh:

  • Pemilihan lokasi pabrik (Jakarta vs Surabaya)
  • Teknologi produksi alternatif (manual vs otomatis)
  • Desain produk yang berbeda
  • Strategi pemasaran yang berbeda

Kriteria Keputusan: Pilih proyek dengan NPV tertinggi (bukan IRR tertinggi)

Pengaruh terhadap Pengambilan Keputusan:

Untuk Proyek Independen:

  • Gunakan NPV atau IRR dengan hasil yang konsisten
  • Fokus pada absolute value creation
  • Pertimbangkan capital rationing jika ada

Untuk Proyek Mutually Exclusive:

  • NPV adalah kriteria yang superior
  • IRR dapat memberikan ranking yang salah
  • Pertimbangkan scale effect dan timing differences

5. Analisis Sensitivitas 

Pentingnya Analisis Sensitivitas:

Analisis sensitivitas menguji bagaimana perubahan variabel kunci mempengaruhi hasil investasi, membantu manajemen memahami risiko dan faktor kritis keberhasilan proyek.

Variabel Kunci yang Diuji:

  1. Volume Penjualan: Perubahan 10-20% dari proyeksi dasar
  2. Harga Jual: Fluktuasi berdasarkan kondisi pasar
  3. Biaya Variabel: Perubahan harga bahan baku dan tenaga kerja
  4. Biaya Tetap: Overhead dan biaya operasional
  5. Investasi Awal: Kemungkinan cost overrun
  6. Discount Rate: Perubahan tingkat bunga dan risk premium
  7. Nilai Sisa: Estimasi value recovery di akhir proyek
  8. Tax Rate: Perubahan kebijakan perpajakan

Metodologi:

  • One-at-a-time Analysis: Mengubah satu variabel sambil menahan yang lain konstan
  • Tornado Diagram: Visualisasi variabel dengan dampak terbesar
  • Spider Chart: Menunjukkan sensitivitas terhadap multiple variables
  • Break-even Analysis: Menentukan titik kritis setiap variabel

Manfaat untuk Manajemen:

  1. Risk Identification: Mengidentifikasi faktor risiko utama
  2. Focus Areas: Menentukan area yang memerlukan monitoring ketat
  3. Contingency Planning: Menyiapkan rencana mitigasi risiko
  4. Resource Allocation: Mengalokasikan sumber daya untuk area kritis
  5. Performance Monitoring: Menetapkan KPI yang relevan

6. Faktor Kualitatif dalam Keputusan Investasi 

Pentingnya Faktor Kualitatif:

Meskipun analisis kuantitatif memberikan dasar objektif, faktor kualitatif sering menjadi penentu keputusan akhir karena mempertimbangkan aspek strategis jangka panjang.

Lima Contoh Faktor Kualitatif:

1. Strategic Alignment

  • Kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan
  • Kontribusi terhadap competitive advantage
  • Positioning dalam industri
  • Dampak: Proyek dengan NPV rendah mungkin tetap diterima jika mendukung strategi jangka panjang

2. Environmental Impact

  • Dampak terhadap lingkungan dan sustainability
  • Compliance dengan regulasi environmental
  • Corporate social responsibility
  • Dampak: Proyek dengan NPV positif mungkin ditolak jika merusak reputasi environmental

3. Technological Innovation

  • Learning curve dan capability building
  • Platform untuk inovasi masa depan
  • Competitive technological advantage
  • Dampak: Investasi R&D mungkin diterima meski NPV negatif untuk membangun capabilities

4. Market Position dan Brand

  • Penguatan market leadership
  • Brand enhancement dan customer loyalty
  • Market share expansion
  • Dampak: Investasi marketing atau kualitas mungkin diterima untuk strategic positioning

5. Human Resources dan Organizational Learning

  • Employee skill development
  • Organizational capability enhancement
  • Knowledge management dan transfer
  • Dampak: Training programs mungkin diterima meski ROI tidak langsung terukur

Pengaruh terhadap Keputusan:

Situasi Override Analisis Kuantitatif:

  • Regulatory compliance yang mandatory
  • Strategic necessity untuk survival
  • First-mover advantage opportunities
  • Risk mitigation yang kritis
  • Stakeholder relationship yang vital

Framework Evaluasi:

  1. Scoring Method: Memberikan bobot dan skor untuk setiap faktor
  2. Decision Matrix: Kombinasi faktor kuantitatif dan kualitatif
  3. Scenario Planning: Mengintegrasikan multiple qualitative factors
  4. Stakeholder Analysis: Mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak

7. Modified Internal Rate of Return (MIRR) 

Konsep MIRR:

Modified Internal Rate of Return (MIRR) adalah penyempurnaan dari IRR tradisional yang mengatasi masalah fundamental dalam asumsi reinvestment rate dan multiple IRR.

Alasan Pengembangan MIRR:

  1. Multiple IRR Problem: IRR tradisional dapat menghasilkan lebih dari satu solusi untuk proyek dengan cash flow yang berubah tanda beberapa kali
  2. Unrealistic Reinvestment Assumption: IRR mengasumsikan cash flow positif diinvestasikan kembali pada rate yang sama dengan IRR, yang sering tidak realistis
  3. Scale Problem: IRR tidak mempertimbangkan skala investasi

Keunggulan MIRR:

  1. Realistic Reinvestment Rate: Menggunakan cost of capital sebagai reinvestment rate
  2. Single Solution: Selalu menghasilkan satu nilai unik
  3. Better Decision Making: Memberikan gambaran return yang lebih akurat
  4. Comparable Results: Hasil lebih konsisten dengan NPV
  5. Practical Application: Lebih mudah dikomunikasikan kepada stakeholder

8. Langkah Sistematis Penilaian Investasi 

Tahap 1: Identifikasi dan Generasi Proyek (2 poin)

Aktivitas:

  • Strategic planning dan gap analysis
  • Market research dan competitive analysis
  • Technology scanning dan innovation opportunities
  • Stakeholder needs assessment

Pentingnya: Memastikan proyek selaras dengan strategi dan memiliki basis yang kuat

Tahap 2: Screening dan Penilaian Awal (2 poin)

Aktivitas:

  • Technical feasibility assessment
  • Preliminary financial analysis
  • Risk assessment awal
  • Resource availability check

Pentingnya: Menghindari pemborosan sumber daya pada proyek yang tidak feasible

Tahap 3: Estimasi Cash Flow (3 poin)

Aktivitas:

  • Revenue forecasting berdasarkan market analysis
  • Operating cost estimation (fixed dan variable)
  • Capital expenditure planning
  • Working capital requirements
  • Tax considerations dan incentives
  • Terminal value estimation

Pentingnya: Akurasi cash flow menentukan kualitas analisis seluruh proyek

Tahap 4: Penentuan Discount Rate (2 poin)

Aktivitas:

  • Cost of capital calculation (WACC)
  • Risk premium assessment
  • Market rate benchmarking
  • Country dan project-specific risk adjustment

Pentingnya: Discount rate yang tepat mencerminkan opportunity cost dan risiko

Tahap 5: Aplikasi Metode Penilaian (3 poin)

Aktivitas:

  • NPV calculation dan interpretation
  • IRR/MIRR analysis
  • Payback period dan discounted payback
  • Profitability Index calculation
  • Sensitivity analysis dan scenario planning

Pentingnya: Multiple methods memberikan perspektif komprehensif

Tahap 6: Analisis Risiko dan Ketidakpastian (2 poin)

Aktivitas:

  • Monte Carlo simulation
  • Decision tree analysis
  • Real options valuation
  • Stress testing

Pentingnya: Memahami range kemungkinan outcomes dan preparation strategies

Tahap 7: Pengambilan Keputusan dan Approval (1 poin)

Aktivitas:

  • Integration quantitative dan qualitative factors
  • Board presentation dan stakeholder consultation
  • Final decision making
  • Documentation dan communication

Pentingnya: Memastikan keputusan yang informed dan transparent

9. Analisis Skenario vs Analisis Sensitivitas 

Analisis Sensitivitas

Karakteristik:

  • Mengubah satu variabel pada satu waktu
  • Variabel lain dianggap konstan
  • Focus pada individual impact setiap variabel
  • Menggunakan ceteris paribus assumption

Metodologi:

  • One-factor-at-a-time (OFAT) approach
  • Tornado diagrams untuk ranking
  • Spider charts untuk visualization
  • Break-even analysis

Output:

  • Sensitivitas NPV terhadap setiap variabel
  • Identification critical success factors
  • Range of possible outcomes per variable

Analisis Skenario

Karakteristik:

  • Mengubah multiple variabel secara bersamaan
  • Membangun coherent stories tentang masa depan
  • Focus pada combined impact dari berbagai faktor
  • Menggunakan realistic combinations dari perubahan

Metodologi:

  • Best case, base case, worst case scenarios
  • Scenario tree development
  • Probability-weighted outcomes
  • Narrative-driven assumptions

Output:

  • Range of NPV untuk different scenarios
  • Probability distributions of outcomes
  • Strategic insights untuk contingency planning

Kapan Menggunakan Masing-Masing:

Analisis Sensitivitas untuk:

  • Risk identification fase awal
  • Variable prioritization untuk monitoring
  • Quick assessment dari key drivers
  • Communication dengan management tentang critical factors

Analisis Skenario untuk:

  • Strategic planning jangka panjang
  • Complex interdependencies antar variabel
  • Extreme events planning (crisis, boom)
  • Investment timing decisions

Complementary Approach:

Integrated Framework:

  1. Step 1: Sensitivitas analysis untuk mengidentifikasi key variables
  2. Step 2: Scenario development berdasarkan key variables
  3. Step 3: Probability assignment untuk each scenario
  4. Step 4: Decision tree analysis untuk optimal strategy
  5. Step 5: Contingency planning untuk each scenario

Benefits of Integration:

  • Comprehensive risk assessment
  • Better decision preparation
  • Robust strategic planning
  • Enhanced stakeholder communication

10. Tantangan Praktis Implementasi 

Tantangan Utama:

1. Estimasi Cash Flow yang Akurat (2 poin)

Masalah:

  • Ketidakpastian proyeksi pasar dan demand
  • Volatilitas harga input dan output
  • Perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah

Solusi:

  • Menggunakan multiple forecasting methods
  • Regular updating berdasarkan data terbaru
  • Konservatif approach dengan safety margins
  • Expert consultation dan market research

2. Penentuan Discount Rate yang Tepat (2 poin)

Masalah:

  • Fluktuasi tingkat bunga dan market conditions
  • Kesulitan menentukan risk premium yang akurat
  • Perbedaan risiko antar divisi dan proyek

Solusi:

  • Menggunakan range discount rates
  • Periodic review dan adjustment
  • Risk-adjusted discount rate per kategori proyek
  • Market-based benchmarking

3. Bias dan Behavioral Factors (2 poin)

Masalah:

  • Overoptimism dalam proyeksi
  • Sunk cost fallacy
  • Political considerations dalam keputusan

Solusi:

  • Independent review process
  • Devil's advocate approach
  • Historical performance analysis
  • Structured decision-making frameworks

4. Keterbatasan Data dan Information (2 poin)

Masalah:

  • Data historis yang terbatas
  • Market information yang tidak lengkap
  • Rapid technological changes

Solusi:

  • Investment dalam market research
  • Collaboration dengan industry associations
  • Technology scouting dan trend analysis
  • Pilot projects untuk proof of concept

Framework Mengatasi Tantangan:

Organizational Solutions:

  • Standardized evaluation procedures
  • Cross-functional evaluation teams
  • Regular post-implementation reviews
  • Learning organization culture

Technological Solutions:

  • Advanced analytics dan AI untuk forecasting
  • Real-time monitoring systems
  • Scenario modeling software
  • Integrated financial planning systems

Process Solutions:

  • Stage-gate approval process
  • Regular milestone reviews
  • Flexible implementation strategies
  • Continuous improvement programs

SOAL STUDI KASUS 1

Analisis Pengembangan Lini Produk Baru

Data Dasar:

  • Initial Investment: Rp 2.500.000.000
  • Umur Proyek: 5 tahun
  • Cost of Capital: 12%
  • Tingkat Pajak: 25%
  • Nilai Sisa: Rp 300.000.000

a) Analisis Payback Period

Payback Period (Simple):

Tahun 1: Cash Flow = Rp 400.000.000, Kumulatif = Rp 400.000.000
Tahun 2: Cash Flow = Rp 600.000.000, Kumulatif = Rp 1.000.000.000
Tahun 3: Cash Flow = Rp 800.000.000, Kumulatif = Rp 1.800.000.000
Tahun 4: Cash Flow = Rp 900.000.000, Kumulatif = Rp 2.700.000.000

Payback Period = 3 + (2.500.000.000 - 1.800.000.000) / 900.000.000 = 3,78 tahun

Discounted Payback Period:

Tahun 1: PV = 400.000.000 / (1,12)¹ = Rp 357.142.857
Tahun 2: PV = 600.000.000 / (1,12)² = Rp 478.316.327
Tahun 3: PV = 800.000.000 / (1,12)³ = Rp 569.416.499
Tahun 4: PV = 900.000.000 / (1,12)⁴ = Rp 571.848.739

Kumulatif PV sampai tahun 3 = Rp 1.404.875.683 Kumulatif PV sampai tahun 4 = Rp 1.976.724.422

Discounted Payback Period = 4 + (2.500.000.000 - 1.976.724.422) / (PV tahun 5) PV tahun 5 = (700.000.000 + 300.000.000) / (1,12)⁵ = Rp 567.426.778

Discounted Payback Period = 4,92 tahun

b) Analisis Net Present Value (NPV)

Perhitungan NPV:


PV Cash Flows:
Tahun 1: Rp 357.142.857
Tahun 2: Rp 478.316.327
Tahun 3: Rp 569.416.499
Tahun 4: Rp 571.848.739
Tahun 5: Rp 567.426.778 (termasuk nilai sisa)

Total PV = Rp 2.544.151.200
NPV = Rp 2.544.151.200 - Rp 2.500.000.000 = Rp 44.151.200

Interpretasi: NPV positif sebesar Rp 44.151.200 menunjukkan proyek ini dapat diterima karena akan meningkatkan nilai perusahaan, meskipun marginnya relatif kecil.

c) Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Menggunakan metode trial and error: Pada discount rate 13%: NPV = -Rp 32.442.156 (negatif)

Pada discount rate 12,5%: NPV = Rp 5.124.892 (positif)

Menggunakan interpolasi: IRR ≈ 12,5% + (5.124.892 / (5.124.892 + 32.442.156)) × 0,5% = 12,57%

Perbandingan:

  • IRR (12,57%) < Minimum Acceptable Rate (15%) → TIDAK MEMENUHI
  • IRR (12,57%) < Rata-rata Industri (18%) → DI BAWAH STANDAR

d) Profitability Index (PI)

PI = Total PV Cash Inflows / Initial Investment
PI = Rp 2.544.151.200 / Rp 2.500.000.000 = 1,018

Hasil: PI = 1,018 (>1), menunjukkan proyek dapat diterima tetapi dengan margin keuntungan yang sangat tipis.

e) Analisis Sensitivitas

Skenario Optimis (+20% cash flow):

Cash Flow yang disesuaikan:
Tahun 1: Rp 480.000.000
Tahun 2: Rp 720.000.000
Tahun 3: Rp 960.000.000
Tahun 4: Rp 1.080.000.000
Tahun 5: Rp 840.000.000 + Rp 300.000.000 = Rp 1.140.000.000

NPV Optimis = Rp 3.052.981.440 - Rp 2.500.000.000 = Rp 552.981.440

Skenario Pesimis (-15% cash flow):

Cash Flow yang disesuaikan:
Tahun 1: Rp 340.000.000
Tahun 2: Rp 510.000.000
Tahun 3: Rp 680.000.000
Tahun 4: Rp 765.000.000
Tahun 5: Rp 595.000.000 + Rp 300.000.000 = Rp 895.000.000

NPV Pesimis = Rp 2.162.528.520 - Rp 2.500.000.000 = -Rp 337.471.480

f) Rekomendasi Investasi

REKOMENDASI: TOLAK PROYEK INI

Justifikasi dari Perspektif PT Pathfinder Logistic:

  1. Analisis Risiko: NPV positif yang sangat kecil (Rp 44 juta dari investasi Rp 2,5 miliar) menunjukkan margin keamanan yang tidak memadai untuk supply chain yang berkelanjutan.

  2. Standar Industri: IRR 12,57% di bawah minimum acceptable rate (15%) dan jauh di bawah rata-rata industri (18%), menunjukkan proyek tidak kompetitif.

  3. Analisis Sensitivitas: Skenario pesimis menghasilkan NPV negatif yang signifikan (-Rp 337 juta), menunjukkan risiko kerugian yang tinggi.

  4. Payback Period: Meskipun memenuhi target 4 tahun (3,78 tahun), discounted payback period hampir 5 tahun menunjukkan recovery investasi yang lambat.

Rekomendasi Alternatif: Perusahaan sebaiknya mencari proyek dengan IRR minimal 15% atau melakukan restrukturisasi proyek untuk meningkatkan efisiensi operasional.


STUDI KASUS 2

Pemilihan Mesin Produksi

a) Analisis NPV, IRR, dan PI

PROYEK A (Mesin Konvensional):

Net Cash Flow per tahun = Rp 450.000.000 - Rp 50.000.000 = Rp 400.000.000

NPV Proyek A:
PV tahun 1-6 (annuity) = 400.000.000 × PVIFA(14%,6) = 400.000.000 × 3,8887 = Rp 1.555.480.000
PV nilai sisa = 200.000.000 / (1,14)⁶ = Rp 91.374.726
Total PV = Rp 1.646.854.726
NPV A = Rp 1.646.854.726 - Rp 1.800.000.000 = -Rp 153.145.274

IRR Proyek A: Menggunakan trial and error, IRR ≈ 11,04%

PI Proyek A: PI = Rp 1.646.854.726 / Rp 1.800.000.000 = 0,915

PROYEK B (Mesin Otomatis):

Net Cash Flow per tahun = Rp 550.000.000 - Rp 30.000.000 = Rp 520.000.000

NPV Proyek B:
PV tahun 1-8 (annuity) = 520.000.000 × PVIFA(14%,8) = 520.000.000 × 4,6389 = Rp 2.412.228.000
PV nilai sisa = 400.000.000 / (1,14)⁸ = Rp 140.047.045
Total PV = Rp 2.552.275.045
NPV B = Rp 2.552.275.045 - Rp 2.800.000.000 = -Rp 247.724.955

IRR Proyek B: Menggunakan trial and error, IRR ≈ 12,25%

PI Proyek B: PI = Rp 2.552.275.045 / Rp 2.800.000.000 = 0,912

b) Payback Period

Proyek A: Payback Period = Rp 1.800.000.000 / Rp 400.000.000 = 4,5 tahun

Proyek B: Payback Period = Rp 2.800.000.000 / Rp 520.000.000 = 5,38 tahun

c) Alternatif dengan Keterbatasan Modal Rp 2.000.000.000

Alternatif yang Tersedia:

  1. Proyek A saja - Investasi Rp 1.800.000.000 (dalam batas modal)
  2. Menolak kedua proyek - Karena Proyek B melebihi batas modal (Rp 2.800.000.000)
  3. Mencari proyek lain dengan investasi ≤ Rp 2.000.000.000

d) Analisis dengan Tambahan Dana (Cost 18%)

Jika menggunakan WACC baru dengan biaya tambahan 18%:

Asumsi WACC baru: 16% (rata-rata tertimbang dari 14% dan 18%)

NPV dengan discount rate 16%:

  • Proyek A: NPV = -Rp 278.425.112 (semakin negatif)
  • Proyek B: NPV = -Rp 456.891.234 (semakin negatif)

Kesimpulan: Dengan biaya dana tambahan 18%, kedua proyek menjadi semakin tidak layak.

e) Analisis Faktor Kualitatif

Faktor Pendukung Proyek A:

  • Teknologi terbukti mengurangi risiko operasional
  • Mudah perawatan mendukung efisiensi supply chain
  • Ketersediaan suku cadang tinggi menjamin kontinuitas operasi

Faktor Pendukung Proyek B:

  • Teknologi terbaru mendukung inovasi berkelanjutan
  • Efisiensi tinggi sejalan dengan optimalisasi supply chain
  • Ramah lingkungan mendukung sustainability goals
  • Durabilitas lebih tinggi (8 tahun vs 6 tahun)

f) Rekomendasi Final

REKOMENDASI: TOLAK KEDUA PROYEK - CARI ALTERNATIF LAIN

Reasoning Komprehensif dari PT Pathfinder Logistic:

Analisis Kuantitatif:

  1. Kedua proyek menghasilkan NPV negatif dengan cost of capital 14%
  2. IRR kedua proyek (11,04% dan 12,25%) di bawah cost of capital 14%
  3. PI kedua proyek < 1, menunjukkan tidak menciptakan nilai
  4. Payback period Proyek B (5,38 tahun) melebihi target perusahaan (5 tahun)

Analisis Kualitatif: Meskipun Proyek B memiliki keunggulan teknologi dan sustainability, aspek finansial yang negatif tidak dapat diabaikan dalam perspektif supply chain yang berkelanjutan.

Strategi Alternatif yang Direkomendasikan:

  1. Leasing/Sewa Operasional: Pertimbangkan menyewa mesin untuk mengurangi capital outlay
  2. Teknologi Hybrid: Cari solusi yang menggabungkan efisiensi Proyek B dengan cost-effectiveness Proyek A
  3. Phased Investment: Implementasi bertahap untuk mengurangi risiko dan initial investment
  4. Partnership Strategis: Kolaborasi dengan vendor untuk shared investment model

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PROYEK PT PATHFINDER LOGISTIC

 PROPOSAL KELAYAKAN PROYEK PT PATHFINDER LOGISTIC "Menjadi Pemimpin dalam Rantai Pasok Inovatif dan Berkelanjutan" Ringkasan Eksek...